Sunday, September 21, 2008

MLM: Bisnis ke Surga atau 'Neraka'?


"Heh heh heh... Enak banget jadi kaya deh. Siapa bilang bisnis MLM ngak bisa kaya?"

MLM: BISNIS KE SURGA ATAU 'NERAKA'?
Saya udah 11 tahun lebih di dunia MLM. Nggak tau semua, tapi dikit-dikit.

Dari 11 tahun itu yang dapat dibedakan sama ada model bisnis itu murni dan bisa kekal atau cuman bisnis menuju ke neraka, kurang lebih begini:

1. Bisnis murni WAJIB ada produk yang diperlukan konsumen, harga patut serta ada nilai beli ulang.

2. Bisnis ke Neraka nggak fokus produk. Fokusnya ialah 'Marketing Plan', 'Marketing Plan' dan 'Marketing Plan'


"Coba anda bayangkan. Aku cuman sponsori 2 orang. Penghasilanku ama gajian Manager Bank 1 tahun. Ayoh dong. Cari uang gimanapun, segera jadi member. Nggak ada uang pinjam. (Kalo nggak ada juga, RAMPOK DEH...) Jangan pikir-pikir lagi. Tiap detik kamu rugi kalo lagi nunggu."

3. Bisnis murni nggak akan bisa kaya raya dalam satu malam, tapi Bisnis ke Neraka' bisa menghasilkan income puluhan atau ratusan juta Rupiah dalam satu hari mulain bisnis!

"Nah ini bukti kesuksesan bisnis. Dalam satu hari aku dapat ribuan dollar." Itu dendangan biasa si tukang ngamen BISNIS DARI SURGA.

4. Bisnis Murni peduli berat pada keberhasilan produk serta kemakmuran member dan leader.

Bisnis ke Neraka fokus kepada foto-foto Leader Besar di samping Merce dan BMW mereka...


"Nah coba liat. Satu bulan aja, aku bisa beliin Merce deh... Ini aku buktiin penghasilan aku dalam satu hari, Ratusan Juta Rupiah. " kata-kata biasa leader BISNIS DARI SURGA.

5. Bisnis Murni mengembangkan leader-leader kaya raya dengan memakmurkan member di JARINGAN mereka.

Bisnis ke Neraka menghasilkan 2-3 orang multi milyarner dengan merampok ribuan member yang nggak berdosa jadi miskin.


"Nah aku kaya raya karena aku pinter dan Leader Besar. Kamu pengikut bodoh karena itu kamu miskin. Nah... aku pikir-pikir itu suratan juga namanya yang orang kayak kamu harus miskin..."


Mantan member/penggiat MLM.

Jangan nasibmu jadi sampei kayak itu gara-gara bisnis MLM.

Hati-hati dong!

Aku yang memerhati,

Muhamad Abdullah.

P.S.
Sehingga tarikh ini, tanggal 21 September, semakin ramei member yang makin pusing gara-gara masih belum bisa mencairkan points mereka di Company ABC.

001 nya juga udah jarang-jarang keliatan di Kantor Pusat, begitu kabar dari temen-temen... Mercenya juga udah dirampas kembali oleh Company ABC itu.

Kenapa? Nggak tau deh...

Tuesday, September 16, 2008

BREAKING NEWS: ADA COMPANY NGGAK MAU BAYAR BONUS

Tidak lama dulu, saya menulis di salah satu blog saya memprediksi bahawa Company ABC ini pasti akan menemui jalan buntu dalam 6 bulan lagi.

Saya berharap banget prediksi itu tidak akan jadi nyata. Namun belum 6 bulan, ianya udah realitas.

Seorang leader besar di Kuala Lumpur menaklumkan bahawa setakat hari ini, tanggal 16 September, company itu nggak bisa mencairkan bonus points grupnya sejak 2 minggu lalu.

Makanya ia pusing banget gimana mau kasi tau ama leader-leadernya yang lagi menunggu bonus points untuk dicairkan demi lebaran yang semakin hampir.

Adakah bisnis Company nggak untung? Untung banget deh. Semua karena ketidak jujuran pemilik a.k.a Manajemen.

Pengen tau? Hubungi saya di email: muhdabdullah@gmail.com

Selamatkan temen2 agar tidak terjebak ke dalam company ini yang sekarang udah ada kantornya di Mangga Dua, Jakarta. Sama-sama kita jaga sesama saudara pejuang dan aktivis MLM di seputar nusantara.

Kapan aku bilang Company MLM Malaysia 99% penipu, kayaknya kurang ajar banget ya.. Tapi liat aja dong..

Salam hormat dan Selamat Mengerjakan Ibadah Puasa,

Muhamad Abdullah.
muhdabdullah@gmail.com

Saturday, September 6, 2008

Company MLM Malaysia 99% PENIPU


Kalo saya ditanya ama temen-temen company MLM dari Malaysia itu gimana, terus terang aja maka jawabnya begini deh...

99% Company MLM dari Malaysia adalah dimilikki oleh manusia-manusia tamak, nggak punya wawasan sama sekali, bodoh dan penipu gedean.

Gitu dong. Hati-hati ya...

Selamat menunaikan ibadah puasa. Mudah-mudahan diredhai dan direstui Allah s.w.t. ibadah kita.

Salam hormat,

Muhamad Abdullah.
Kuala Lumpur.
Lepas sahur.